Waduuuh, sebulan sudah berlalu, tapi ternyata topiknya masih seputar cacar air.
Pertama Asyila yang kena cacar air. Selama seminggu dia tidak boleh masuk sekolah, walaupun tidak lemah tetap tidak boleh masuk, kalau dipaksain masuk sekolah, sama saja membiarkan temannya tertular, karena penularannya adalah melalui udara.
Seminggu berlalu, dan saat Asyila sudah 90% pulih, sayang sekali Nadira adiknya ternyata ketularan. Gantian dia yang cacar air. Ke dokter lagi, IGD lagi, dr. Specialis anak lagi. hapal rasanya apa yang dikatakan dokter karena baru saja ngurusin kakaknya yang sama sakitnya.
Sepertinya sakit bukan yang diinginkan, tapi, ambil hikmahnya saja, sekali mereka sakit cacar air, Insya Allah, untuk selanjutnya jadi kebal terhadap cacar air.
Setelah Asyila dan Nadira kena, hal yang tidak disangka-sangka, istriku Endang, pas waktu itu mau pulang ke Jakarta dari tugas di Medan (5 Desember 2008), "Mas, nanti sampai di Jakarta malam, 21:00, kita langsung ke dokter ya". "Iya" kataku. Setelah istriku pulang, dilihat, ternyata sudah keluar bintik-bintik cacar air. Malam itu juga kami ke dr. Ternyata benar... cacar air. Ya, semoga lekas sembuh lah. Diberi obat , tapi hanya sedikit.
Dua hari berlalu, obatnya ternyata kurang manjur, lalu kami ke Yadika Pondok Bambu, untuk berobat lagi, diberi obat yang lebih lengkap, dan wanti-wanti, kalau belum sembuh benar, jangan masuk kantor dulu, kasihan teman lainnya.
Jadi kini, kedua anakku udah sembuh, istriku, masih masa penyembuhan.
Aku, ya, alhamdulillah, bisa menjadi orang yang berguna, ngurusin yang sakit, dan... semoga tidak ketularan.
12 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar